Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sebab Akibat Iman Minus Referensi

Saat saya melahap rakus referensi Ibnu Taymiah, Sikap saya sebagai Muslim, selalu pantang kalah. Tetap ngotot mendebat siapapun yang menilai apa yang saya yakini walau dia sesama Islam. Bahkan terhadap orang tua saya sendiri.

Namun saat saya mengenal referensi Mu’tazillah, Mendadak cara saya memandang hidup dan bergaul menjadi lebih toleran.  Apalagi saat saya mengenal Ibnu Rusyd, Pemikiran saya tentang semua agama dan semua Tuhan menjadi lebih fleksibel. Langsung gairah fanatik Islamiyah saya mati terkapar.

Dari situ saya sadar, ternyata cara kita memandang, cara kita berpikir, dan cara kita bersikap tehadap umat beragama secara global, semuanya adalah pengaruh dari referensi yang dibaca dan dipelajari.

Pantas saja teman-teman Muslim saya bawaannya pengen masuk sorga terus. Kemana-mana berlagak suci tapi sinis, kasar dan kakunya minta ampun. Apalagi terhadap agama saingan Yahudi dan Kristen, padahal mereka itu saudara tuanya. Sesama turunan Ibrahim.

Dan penyebabnya ternyata karena referensi keislaman mereka sangatlah minus. Bayangkan, yang melulu mereka konsumsi hanyalah 2 lembar khotbah provokatif dari ustadz kaku yang kurang kompeten secara wawasan. Itupun hanya untuk kelompok umat yang sudah rajin shalat Jum'at.